sudah bisa memiliki apa yang diimpikan
sudah bisa membeli apa yang diinginkan
kemudian merasa strategi dan teknik2 marketing dan penjualannya berhasil menjadikan bisnisnya sukses seperti sekarang..
trus apa bedanya dengan qorun?
sejatinya antara kesuksesan berbisnis dan kehamilan adalah sama-sama merupakan rizki yang memang sudah ditetapkan oleh Allah..
kalau kita merasa sukses dengan usaha kita,
maka ketahuilah
diluar sana ada yang usahanya lebih gigih dari kita,
diluar sana ada yang modalnya lebih kuat dari kita
diluar sana ada yang marketing dan promosinya lebih jor-joran dari kita
diluar sana ada yang tim nya lebih solid dan lebih jago dari tim kita
diluar sana ada yang sistemnya lebih terstruktur daripada kita
namun kenyataannya sukses lebih memilih kita...
kenapa demikian?
sebenarnya hal tsb semata-mata lebih kepada kemurahan yang Allah berikan kepada kita sehingga kita bisa mendapatkan kesuksesan dalam bisnis...
adapun strategi atupun langkah2 yang kita jalankan hanya lah sarana saja, tidak menentukan apapun..
lihat saja orang hamil, kehamilan tersebut bukanlah dari kemampuan kita, itu semata-mata kemurahan Allah yang diberikan kepada kita.
adapun langkah2 menuju kehamilan baik pernikahan, hubungan suami istri, masa-masa subur, mengucapkan doa seblum berhubungan dll adalah hanyalah sarana saja, tidak menentukan kemudian langsung bisa hamil dan berhasil mendapatkan anak.
diluar sana ada orangtua yang belum dikaruniai anak walau langkah dan strategi nya disiapkan dengan sebaik mungkin, dengan fasilitas yang lebih baik, punya kekayaan berlebih sehingga bisa konsultasi ke dokter lah, berlibur honeymoon lah dll namun kenyataanya belum juga dikaruniai kehamilan ataupun anak
sebaliknya ada orangtua yang cuman ala kadarnya saja namun anaknya bisa sangat banyak, bahkan bisa jadi tiap tahun hamil terus
terus mendingan kita sante aja dong kl gt,
toh rizki udah takdir, udah ada jatahnya masing2
tentu tidak, coba aja ga usah nikah, trus mau dapet anak dari mana.
ga berhubungan suami istri, trus mau dapet anak dari mana...
bisa kok tinggal ngangkat anak, ya anak angkat nasabnya beda, dan itupun sudah suatu action, bukan nyante2
bisa kok bayi tabung, atau donor sperma dll ya sama aja tetep itu effort bukan nyante-nyante
kesimpulannya kesuksesan bisnis kita sejatinya semata-mata adalah kemurahan yang diberikan Allah untuk kita, bukan dari kerasnya upaya, gigihnya perjuangan kita membangun bisnis dll
namun perlu diingat bahwa banyaknya harta belum tentu tanda kebaikan/kemuliaan seseorang dan belum tentu tanda keberkahan. ingat anak2 yang hamil diluar nikah, itu mereka juga diberikan anak, ataupun suami istri yang sebelum berhubungan tidak membaca doa langsung grabak grubuk aja, mereka juga diberikan anak. semua sama-sama merasakan kemurahan rizki dari Allah.
rumah makan yang sama-sama bersih, enak, mahal, strategis ada yang diberi kesuksesan oleh Allah dan ada yang tidak
rumah makan yang sama-sama kurang bersih, rasanya standar, tempatnya mojok kedalam juga sama, ada yang diberi kesuksesan dan ada yang tidak.
orang nikah baik-baik, berhubungan suami istri dengan baik, sesuai syariah dan tidak melanggar yang tidak diperbolehkan, keadannya jg sama, ada yang kemudian diberi keturunan ada yang tidak.
tidak ada kemampuan dari kita sama sekali, tidak ada algoritmanya sama sekali yang kemudian bisa digunakan untuk pasti bisa mendapatkan kehamilan dari upaya kita tersebut.
jadi aneh kalau kemudian kita merasa suksesnya bisnis kita adalah semata-mata karena strategi dan langkah2 yang kita jalankan.
ingat keberkahan harta tidak dilihat dari banyaknya harta atau sedikitnya harta yang dimiliki
namun dilihat dari seberapa taat nya kita kepada Allah dengan harta yang dimiliki, entah sedikit entah banyak....
kalau miskin, tapi dengan kemiskinan tsb menjadikan dia lebih dekat kepada Allah, maka kemiskinannya tersebut adalah rizki yang barokah untuknya
kalau kaya, tapi dengan kekayaan tsb menjadikan dia lebih dekat kepada Allah, maka kekayannya tersebut adalah menjadi rizki yang barokah untuknya...
kalau harta kita bertambah, misalnya 5 tahun yang lalu kita hanya punya apa dan sekarang kita sudah punya apa, namun yang terjadi adalah kita rasanya males sekali kalau mau beribadah, males ke masjid, males sholat berjamaah, suka menunda-nunda sholat, diakhir-akhirkan, jarang ikut kajian menuntut ilmu agama, jarang baca quran, jarang sholat duha, sholat malam ditinggalkan bolong-bolong dll
terus pertanyaanya inikah yang namanya rizki yang barokah, inikah yang namanya sukses berbisnis?
semoga kita semua bisa mendapatkan rizki yang barokah, entah sedikit ataupun banyak asal barokah, yakni yang mendekatkan kita kepada Allah.